Menu
 


 Kunci kontak (Ignition Switch)
Kunci kontak berfungsi sebagai alat untuk memutuskan dan menghubungkan arus dari batere ke rangkaian primer pada sistem pengapian. Pada kunci kontak biasanya terdapat beberapa terminal, terminal-terminal tersebut biasanya diberi tanda secara alphabetis yakni ; B (batere), IG (ignition/pengapian), ST (starter) dan ACC (accessories), khususnya kendaraan produksi Jepang.
Sedangkan kendaraan produksi Eropa, terminal-terminal pada kunci kontak tersebut biasanya ditandai dengan angka, misalnya 30 (batere positif), 15 (ignition/pengapian), 50(starter/solenoid).
 Koil pengapian (ignition coil)
Koil berfungsi untuk merubah tegangan rendah dari batere menjadi tegangan tinggi untuk menghasilkan bunga api pada busi. Koil menghasilkan tegangan tinggi dengan prinsip induksi. Sebuah koil terdiri dari rangka logam yang menahan plate jacket untuk mengurangi penyebaran medan magnet.Didalamnya terdapat dua buah kumparan, yakni kumparan primer dan kumparan sekunder yang dililitkan pada inti besi. Kumparan sekunder dililitkan langsung pada inti besi yang sudah dilaminasi sedangkan kumparan primer dililitkan setelah kumparan sekunder.
Jumlah lilitan pada kumparan primer dan kumparan sekunder bervariasi, walaupun demikian biasanya kedua kumparan ini mempunyai perbandingan sekitar 1 : 100 (primer : sekunder).
Kumparan primer mempunyai tahanan antara 2 ohm sampai dengan 3 ohm, tergantung pada jenis koil. Di dalam koil juga terdapat oli yang digunakan sebagai pendingin. Pada koil biasanya terdapat tiga terminal yakni, terminal positif (terminal 15), terminal negatif (terminal 1) dan terminal tegangan tinggi (terminal 4).

Tahanan ballast (ballast resistor)
Pada sistem pengapian yang menggunakan platina, terdapat rangkaian yang dilengkapi dengan resistor atau kawat resistor yang dikenal dengan nama tahanan ballast (ballast resistor).

Tahanan ini dipasang antara kunci kontak dan koil, tahanan ini mengurangi tegangan pada koil yang memang dirancang untuk bekerja di bawah (lebih rendah) dari tegangan batere 12 volt.
Apabila kunci kontak diarahkan pada posisi start untuk menghidupkan engine, tahanan ballast tidak dilewati arus karena koil mendapat tegangan dari terminal “ST” (cranking voltage). Setelah engine hidup dan kunci kontak kembali pada posisi “IG” tahanan ballast kembali dilewati arus yang dialirkan ke rangkaian primer, dengan demikian tegangan pengapian saat start dan saat engine hidup relatif sama..
Beberapa jenis tahanan ballast sensitif terhadap panas. Saat engine dihidupkan pada putaran rendah, kontak platina menutup relatip lebih lama daripada saat kecepatan tinggi.
Pada kecepatan rendah, tahanan ballast menjadi panas. Kondisi ini menyebabkan naiknya nilai tahanan pada tahanan ballast, dengan demikian arus yang mengalir pada kontak platina menurun, Cara ini membantu memperpanjang umur kontak platina.
Pada putaran tinggi, tahanan ballast mempunyai suhu yang rendah, hal ini memungkinkan mengalirnya arus yang besar, yang membantu kerja koil.

Posting Komentar

 
Top