Agar hasil yang diperoleh sistem pengapian sempurna, maka rangkaian ini harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain :
♦ Dapat merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi.
♦ Dapat beroperasi dengan sumber tegangan yang berbeda (tegangan batere dan/atau alternator).
♦ Dapat mengalirkan tegangan tinggi ke busi-busi sesuai dengan urutan pengapian.
♦ Waktu pembangkitan tegangan tinggi harus tepat sesuai dengan putaran mesin.
Sistem pengapian pada dasarnya dapat dibedakan dalam beberapa jenis antara lain :
sistem pengapian konvensional (dengan magnit dan batere),
sistem pengapian transistor (jenis pulse generator dan hall effect) dan sistem pengapian dengan pelepasan muatan dari kapasitor (CDI system).
Sistem pengapian konvensional terdiri dari : kunci kontak, koil, distributor, kondensor, busi, kabel tegangan tinggi dan kabel penghubung
![]() |
Rangkaian sistem pengapian konvensional |
• Tenaga engine maksimum
• Konsumsi bahan bakar yang ekonomis
• Tidak terjadi “engine knock”
• Gas bekas bersih
Kebutuhan di atas tidak bisa dipenuhi secara serempak, dengan demikian permasalahan yang timbul harus ditemukan dari kasus perkasus secara mendasar.
Saat pengapian yang optimum tergantung pada beberapa faktor yaitu : data kecepatan engine, beban dan desain, bahan bakar dan kondisi kerja seperti starting, idling dan overrun.
Saat pengapian dihubungkan langsung dengan kondisi kerja engine melalui mekanisme pengaju saat pengapian (centrifugal dan vacum advancer). Kedua jenis penyetel saat pengapian ini dapat memberikan efek secara individual maupun secara bersama-sama.
Bila saat pengapian terlalu awal dapat menyebabkan masalah yang serius pada busi dan engine, terutama apabila saat pengapian terjadi jauh lebih awal (over-advanced) yang menyebabkan
terjadinya suara ketukan pada engine (engine knock) dan gas bekas mengandung racun.
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.