Menu
 

Bogor - PT Astra International Tbk (ASII) melihat pertumbuhan industri otomotif tahun depan relatif stagnan lantaran tantangan perekonomian lokal maupun global menyusul rencana kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed.
"Tahun depan kami lihat tidak banyak berubah (flat) lantaran suku bunga dan inflasi serta kenaikan BBM masih membayangi, kalau tahun ini tumbuh 1,25 juta maksimal tahun depan tumbuh 1,3 juta," kata Chief Group Treasury dan Investor Relations ASII Iwan Hadiantoro di sela Workshop Wartawan Pasar Modal di Bogor, Jumat (28/11).

Iwan menilai pertumbuhan industri otomotif merupakan siklus yang sangat dipengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Untuk itu perusahaan terus mengkombinasi diferensiasi unit bisnis sebagai strategi keberlanjutan usahanya. Rencananya dalam waktu 10 tahun ke depan, unit bisnis otomotif dan non-otomotif masing-masing berkontribusi 50 persen terhadap laba bersih.
Selain itu, perusahaan juga akan memperkuat jaringan dealer
penjualan 10 hingga 15 unit per tahunnya demi menjaga pasar.
"Industri otomotif sangat sensitif terhadap fundamental ekonomi, misalnya saja kenaikan BBM ini pasti akan berdampak, kami harap 2016 mendatang pasar benar-benar bisa tumbuh lagi," paparnya.
Per kuartal-III 2014, tercatat penjualan mobil Astra mengalami penurunan 1 persen menjadi 476.000 unit, padahal secara nasional tumbuh sebesar 3 persen menjadi 933.000 unit.
Sementara penjualan motor tercatat mencapai 3,79 juta unit atau 62,8 persen dari total penjualan motor nasional sebesar 6,05 juta unit
Penulis: Yosi Winosa/FMB

Posting Komentar

 
Top