Menu
 

Author: Penulis/Foto: Rio / Rio


Mengendarai mesin yang awalnya diciptakan Rudolf Karl Diesel pada Toyota Kijang Innova memang sangat menyenangkan.


Mesin 2KD-FTV common-rail turbo diesel yang terpasang memberikan torsi hingga 260 Nm pada putaran mesin 1.600 - 2.400 rpm. Namun tentu ada sedikit trik yang bisa digunakan agar setting yang ada tetap maksimal dan semakin efisien.


Gambar 1 - 2
Gambar 1 - 2


Sering berbagi pengalaman dengan pemilik Innova di milis innovacommunity.org, Andreas yang juga pemilik bengkel Phoenix-R di Sentra Onderdil Serpong Plasa Lt.3 AB 10, Tangerang, kini berbagi dengan pembaca setia OTOMOTIF.


Paling sederhana tentu berasal dari cara bawa Innova yang sudah menggunakan sistem drive by wire. "Kebiasaan jelek yaitu pengemudi sering membejek pedal gas terlalu dalam," ujar Andreas. Padahal cukup dengan menyentuh sedikit saja sudah cukup.


Kemudian tata cara perawatan mesin untuk memperpanjang usia pakai. Termudah, gunakan solar berkualitas seperti Pertamina Dex atau Shell Diesel.


Kalau sudah terbiasa memakai Bio Solar, jangan sampai alpa mengganti filter solar tiap 10 ribu km.


"Bisa juga memakai cairan macam cetane booster untuk meningkatkan kualitas solar," lanjut mekanik yang berdomisili di daerah Ciputat ini.


Filter udara juga bisa diganti dengan produk aftermarket, gunakan produk yang sudah terbukti berkualitas.



Saat perawatan rutin terbiasa dijalankan.



Gbr3 Gbr4


Gambar 3 - 4


Perhatikan juga tipe oli yang terpakai. Karakter mesin common-rail menuntut pemilik untuk menggunakan oli berspesifikasi minimal API CI4 dengan SAE 10W40 atau 15W40. Ada juga trik tersembunyi yang bisa dikerjakan sendiri oleh pemilik.


"Pompa solar melalui filter solar sebanyak kurang lebih 5 kali. Kalau tekanan terakhir pompa semakin keras, artinya masih baik.


Kalau dipompa tidak juga keras, masalahnya akan mengakibatkan mesin sedikit drop," papar mekanik yang sempat sekolah desain kendaraan di Amerika ini.


Setelah perawatan terpenuhi, giliran instalasi pernik sederhana untuk memaksimalkan kinerja mesin diesel ini. Sistem elektronik yang dipakai Toyota menuntut perkabelan yang sempurna.


Otomatis kelistrikkan harus dibuat minim halangan. Pertama, tambahkan kabel ground yang dilangsungkan ke beberapa perangkat seperti injector sensor, injector driver, throttle body, dan ECU (Gbr.1).


"Tapi perhatikan jenis kabel yang dipakai, minimal memiliki ukuran 4AWG," wanti ayah 2 orang putra ini. Harganya berkisar Rp 200 ribu per paket.



Gbr5 Gbr6


Gambar 5 - 6


Versi murah lain, tambahkan ring yang terbuat dari slang radiator truk pada saluran intake (Gbr.2). "Letakkan setelah MAF(Mass Air Flow) agar pembacaan udara oleh ECU tidak berubah," tutur Andre lagi. Fungsinya agar tekanan udara semakin padat, juga mempercepat aliran udara.


Trik lain, tambahkan ring pengganjal di baut wastegate (Gbr.3). Otomatis bukaan turbo semakin lama dan tekanan turbo juga semakin baik.



Gbr7


Gambar 7


Cara sederhana lain dengan memanfaatkan keran pengatur tekanan udara untuk aquarium. Dengan harga Rp 5 ribu/buah, prinsip kerjanya bagai memakai piggyback versi manual.


Taruh keran pengatur di slang wastegate dan slang sensor MAP (manifold absolute pressure) (Gbr.4).


Sedikit berbeda walau masih menggunakan keran aquarium, tambahkan juga keran pneumatic di slang return solar yang menuju tangki (Gbr.5).


"Berguna untuk mengatur tekanan solar di injection pump agar tidak terlalu drop," ulas pria murah senyum ini.


Perangkat yang agak mahal, ganti sensor MAF bawaan pabrik dengan MAF sensor mobil built-up (Gbr.6).


Merahasiakan tipe yang digunakan, prinsipnya sensor MAF seharga Rp 1,7 juta yang digunakan akan memperkaya udara yang mengakibatkan tenaga bertambah.


 Plus cara kebanggaan Andre, yaitu dengan memasang auxiliary air induction (Gbr.7), untuk mengurangi turbo lag yang biasa terjadi.


Cukup dengan cara murah meriah, tenaga yang dihasilkan bisa naik sekitar 10 dk lewat pembuktian mesin dyno.


Sumber :Penulis/Foto: Rio / Rio - otomotifnet.com



baca sumber aslinya disini

Posting Komentar

 
Top