Setiap jam sibuk, pagi dan sore hari, polisi-polisi yang berjaga di persimpangan padat di Jakarta bekerja berkali-kali lebih berat.Mereka mesti tak peduli lagi terhadap traffic light. Polisi harus turun ke jalan dengan keterbatasan personil, lalu memilih arus kendaraan dari mana yang mesti lebih dulu jalan. Tentunya melihat arus kendaraan darimana yang lebih banyak.Kalau itu tak dilakukan, maka lalu lintas akan berantakan. Sebab di jam sibuk traffic light di Jakarta tak mampu bekerja secara proporsional.
Artinya traffic light di Jakarta tak dapat membedakan mana arus padat yg mesti berjalan duluan, dan mana arus tak padat yang mesti bergerak belakangan.Tapi mungkin beberapa tahun lagi siksaan polisi di Jakarta akan selesai. Seperti dilansir Discovery News, Peneliti Komunikasi dari Universitas Carnegie Mellon, Ozan Tonguz tengah mengembangkan sistem traffic light yang bisa membaca arus kendaraan secara langsung. Universitas ini berada di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat.Ozan Tonguz melakukan penelitian ini karena terinspirasi dari cara semut bergerak. Dia mengatakan koloni semut kerap bersimpangan jalan saat beraktifitas tapi dapat mengaturnya dengan baik. Pada akhirnya koloni yang lebih banyak akan lewat lebih dulu. Setelah itu baru koloni yang lebih sedikit.Inilah yang tengah dikembangkan Ozan.
Artinya traffic light di Jakarta tak dapat membedakan mana arus padat yg mesti berjalan duluan, dan mana arus tak padat yang mesti bergerak belakangan.Tapi mungkin beberapa tahun lagi siksaan polisi di Jakarta akan selesai. Seperti dilansir Discovery News, Peneliti Komunikasi dari Universitas Carnegie Mellon, Ozan Tonguz tengah mengembangkan sistem traffic light yang bisa membaca arus kendaraan secara langsung. Universitas ini berada di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat.Ozan Tonguz melakukan penelitian ini karena terinspirasi dari cara semut bergerak. Dia mengatakan koloni semut kerap bersimpangan jalan saat beraktifitas tapi dapat mengaturnya dengan baik. Pada akhirnya koloni yang lebih banyak akan lewat lebih dulu. Setelah itu baru koloni yang lebih sedikit.Inilah yang tengah dikembangkan Ozan.
Dia kini tengah membuat virtual traffic light yang bisa membaca arus kendaraan padat dan tak padat. Caranya dengan memakaikan Global Positioning System (GPS), perangkat komunikasi jarak pendek, serta sensor di virtual traffic light tersebut.Dana untuk mengerjakan proyek ini fantastis, mencapai dua juta dolar Amerika. Penyandang dananya adalah National Highway dan Traffic Safety Administration Amerika Serikat.Dana itu sudah dikucurkan sejak tahun 2009. Kemudian test secara besar-besaran akan berjalan tahun 2014 ini, setelah penelitian selama lima tahun.Apabila proyek ini sukses, maka polisi di Jakarta harus berterima kasih kepada semut. Dan Mudah-mudahan Jokowi berminat membelinya.
View the original article here
Posting Komentar