Saat ini fitur-fitur keselamatan pada mobil sudah sangat berkembang dan canggih. fitur-fitur keselamatan elektronik ini dibuat untuk membantu menyelamatkan nyawa dan meminimalisir terjadinya kecelakaan.
Dengan perhitungan komputer yang rumit dan cepat dalam membaca keadaan mobul dan melakukan koreksi yang diperlukan. Tetapi meskipun mobil yang mewah dan canggih sekalipun, dengan segudang fitur keselamatan, pengendara juga harus mengenali dan mengerti bagaimana bereaksi di setiap keadaan pada saat berkendara. Ketika fitur elektronik tersebut bekerja, karakter mobil pun berubah, beberapa adaptasi pengendara pun perlu dilakukan. Berikut ini, iotomotif akan membahas tentang fitur-fitur keselamatan mobil secara umum, sebagai wawasan agar pengendara dapat mengerti dan beradaptasi dengan baik disetiap situasi pengendaraan mobil.
Fitur keselamatan rem ABS atau rem anti-mengunci ini memastikan saat pengereman mendadak, roda tidak mengunci. Karena bila sampai roda berhenti sedangkan kendaraan masih melaju, kita tidak akan bisa mengendalikan arah kendaraan.
Namun ABS membutuhkan perlakuan berbeda. Bila di sistem konvensional Anda mesti menginjak pedal secara halus dan melepasnya bila roda mengunci, mobil dengan rem ABS justru kebalikannya. Untuk mendapatkan efek pengereman secara maksimal, tak ada cara selain menginjak pedal sekeras-kerasnya.
Masalahnya, ketika ABS bekerja akan terasa getaran keras di pedal dan di sekujur mobil. Hal ini yang membuat banyak orang mengangkat kembali pedal rem atau menganggap ada masalah pada sistem rem. Padahal itu justru indikasi kalau ABS bekerja.
Jadi ketika Anda menghadapi keadaan darurat dan mesti berhenti segera, jangan ragu menginjak rem sekerasnya. Bahkan Anda juga diizinkan untuk mengubah arah dengan kemudi ke arah yang aman tanpa harus takut melintir. Untuk lebih lengkapnya tentang cara kerja fittur ABS, silahkan baca artikel tentang cara kerja dan fungsi ABS.
Peranti ini sejatinya dibuat untuk kenyamanan dan kehematan bahan bakar. Alih-alih memakai tenaga pompa untuk meringankan setir, sistem ini menggunakan tenaga magnet listrik. Tapi ia memiliki efek samping yakni feedback setir berkurang.
Akibatnya reaksi setir terhadap guncangan atau pergeseran ban di aspal tereduksi. Di kondisi darurat kadang kondisi ini membuat situasi kurang menguntungkan, karena pengemudi jadi minim mendapat informasi dari pergerakan setir.
Bila mobil Anda memakai power steering elektrik, ketika keadaan darurat terjadi dibutuhkan koordinasi dan konsentrasi yang baik dalam mengarahkan setir. Arahkan mata Anda ke arah yang dituju dan hindari memberi input tenaga besar ke setir.
Fitur ini untuk membantu kinerja ABS. Jadi di keadaan darurat, tanpa perlu menginjak pedal dalam-dalam fitur ini bisa memastikan pengereman langsung berada di level maksimal. Syaratnya adalah Anda menginjak pedal rem secara cepat. Begitu mendeteksi gerakan pedal yang cepat, komputer segera memompa sistem rem di posisi maksimal.
Tergantung merek mobil, kendali kestabilan memiliki beberapa nama berbeda. Misalnya di Mercedes-Benz ia dijuluki ESP (Electronic Stability Programme), BMW menamai DSC (Dynamic Stability Control) atau Honda dengan VSA (Vehicle Stability Assist). Namun secara umum cara kerjanya mirip.
Ada sejumlah sensor yang mendeteksi posisi mobil. Bila sensor mendapati mobil dalam keadaan tidak wajar semisal understeer atau oversteer, maka segera komputer memerintahkan pengaturan beberapa peranti. Seperti mengurangi tenaga mesin, bahkan dapat dilakukan pengereman secara individual di masing-masing ban. Tujuannya untuk mengembalikan mobil ke arah semula.
Artinya bagi Anda pengemudi, saat mobil lepas kendali jangan sampai melakukan koreksi berlebihan. Ikuti saja gerakan setir sembari mengarahkan ke posisi yang diinginkan. Bahkan Audi pernah mengadakan demonstrasi, saat melintir mobil bisa kembali ke arah semula tanpa input setir apapun dari pengemudi. Jadi bila kita bereaksi berlebihan justru bisa mengacaukan kerja kendali kestabilan.
Begitu pula dengan pedal gas. Anda tak perlu memain-mainkan pedal saat mobil tidak terkendali. Injak saja konstan dan biarkan sistem komputer yang mengatur besar tenaga mesin.
Itu sebabnya, sangat dianjurkan untuk tidak menon-aktifkan kendali kestabilan saat berkendara di jalan raya.
Biasanya ada di mobil-mobil yang memiliki kapabilitas off-road. Dalam keadaan normal fitur ini selalu non-aktif. Anda harus mengaktifkannya dengan menekan sebuah tombol.
Gunakan fitur ini saat menghadapi jalan menurun curam. Secara otomatis komputer akan mengaktifkan rem dan menjaga laju mobil saat menukik. Meski begitu Anda tak boleh lengah. Selalu siagakan kaki kanan di pedal rem untuk mengantisipasi hal tidak diinginkan. Karena komputer di sistem ini hanya membaca kemiringan dan kecepatan mobil namun tidak membaca beratnya medan di depan.
Posting Komentar