Jakarta – Pengendara mobil perlu memiliki kewaspadaan ekstra saat mengemudi di kala hujan. Banyak tantangan dan kendala yang bakal dihadapi saat hujan seperti berkurangnya visibilitas, jalanan licin, genangan air, serta rintangan lain yang tak terduga seperti pohon tumbang.
Dalam kondisi ini, pengendara memerlukan penyesuaian cara mengemudi dan kewaspadaan ekstra dalam memeriksa kondisi mobil agar tetap prima.
"Meskipun kini kendaraan sudah didesain dengan cukup modern, pemanfaatan teknologi perlu diperhatikan untuk menjaga keselamatan. Oleh karena itu, dengan mengikuti saran-saran berikut, pengendara akan siap menghadapi jalanan yang basah sekalipun. Teknisi kami di dealer
juga dapat membantu pelanggan memastikan kendaraan mereka tetap prima untuk menghadapi musim hujan," kata Dadan Ramadhani, Customer Care Director, General Motors Indonesia.
Berikut Tips Aman Berkendara saat Musim Hujan:
Tetap Waspada dan Perhatikan Kondisi Kelengkapan Kendaraan
Nyalakan lampu utama untuk membantu penglihatan saat kondisi jalan sudah minim cahaya dan berkabut. Pergunakan lampu kabut jika kendaraan sudah dilengkapi lampu jenis ini. Usahakan tidak menggunakan lampu hazard, kecuali mobil yang yang dikendarai menjadi hambatan yang harus dihindari pengendara lain. Pastikan wiper dalam kondisi baik karena wiper yang aus tidak menyapu air secara efisien. Akibatnya, guyuran air di kaca depan mobil akan menurunkan tingkat visibilitas.
Tekanan Ban Cukup
Periksa tekanan dan alur ban mobil. Tekanan yang terlalu keras akan mengurangi daya cengkeram terhadap permukaan jalan. Sebaliknya, kurangnya tekanan ban mobil akan menyebabkan mobil lebih mudah selip di jalanan basah.
Penggunaan Cruise Control
Sistem cruise control sebaiknya tidak difungsikan pada jalanan basah. Cruise control berperan mempercepat atau memperlambat kendaraan untuk tetap dalam kecepatan yang telah ditetapkan. Ketika ban kehilangan cengkeraman di jalanan basah, roda secara alami akan mulai melambat dan akan terus melambat sampai perubahannya sesuai dengan kecepatan kendaraan yang sebenarnya saat titik cengkeraman dikembalikan.
Jika Cruise Control diaktifkan, sistem akan mendeteksi perlambatan dan akan mencoba untuk mempercepat untuk meningkatkan kecepatan lagi. Hal ini akan menyebabkan satu atau seluruh ban kehilangan cengkeraman sepenuhnya. Keadaan ini dapat menyebabkan pengemudi kehilangan kendali terhadap kendaraan sepenuhnya.
Atur Jarak Pengereman dan Hindari Genangan
Perlambat kendaraan saat melintasi genangan air untuk mengecilkan risiko terjadinya selip dan menambah jarak aman dengan kendaraan di depan. Kecepatan yang lebih rendah juga mengurangi kemungkinan terjadinya selip disebabkan genangan air (aquaplaning).
Situasi ini terjadi ketika tapak dalam ban tidak lagi menyalurkan air dari permukaan jalan. Akibatnya, ban mulai "mengambang" pada lapisan air dan dari titik ini, ban (dan kendaraan) akan tergelincir. Pengendara dapat menyadari aquaplaning
ketika kemudi tiba-tiba terasa ringan dan kendaraan tidak merespon gerakan kemudi. Gejala lain adalah pengendara melihat putaran mesin (RPM) naik turun secara tiba-tiba namun tanpa peningkatan kecepatan. Hal ini biasanya disertai dengan perasaan kendaraan "berkedut" (ketika ban sejenak kehilangan pegangan, sebelum mendapatkan kembali kendalinya). Ini adalah tanda bahwa ban Anda mulai mengalami aquaplane.
Ketika aquaplaning
terjadi, pengemudi harus mengurangi kecepatan tanpa melakukan pengereman dengan cara mengurangi akselerasi secara bertahap. Tunggu kendaraan hingga melambat dan memungkinkan ban untuk mendapatkan kembali cengkeraman. Jika kendaraan mulai tergelincir, pengemudi harus menjaga kemudi ke arah yang dituju sampai mobil tersebut berjalan lurus lagi. Jaga tekanan konstan dan ringan pada pedal gas. Mengemudi secara halus adalah kuncinya.
Waspada di Jalanan Banjir
Usahakan untuk tidak melintasi jalan yang sudah tergenang banjir lebih dari setengah ban mobil. Periksa juga sampai kedalaman berapa kendaraan dapat terendam oleh air.
Jika Anda harus melalui jalan yang tergenang, arahkan kendaraan ke bagian tertinggi jalan, karena air berada pada titik dangkal di titik tersebut.
Gunakan gigi rendah - pertama atau "L" tergantung pada jenis transmisi. Jaga kecepatan konstan. Jangan angkat kaki Anda dari pedal gas. Mesin yang melambat dapat membiarkan air masuk melalui pipa knalpot dan merusak catalytic converter. Anda juga tidak ingin filter udara depan ditembus oleh air, jadi mengemudilah dengan sangat lambat. Dalam kasus tersebut, kerusakan akan menjadi berat dan membutuhkan perbaikan yang cukup mahal.
Masuklah ke dalam genangan dengan kecepatan tidak lebih dari 3 km/jam dan tambah menjadi 6 km/jam ketika Anda sudah berada di tengah genangan. Ini akan menciptakan gelombang haluan di depan kendaraan dan mengurangi air di sekitar mesin, mengurangi kemungkinan induksi air melalui saringan udara, dan juga kerusakan komponen listrik dan elektronik. Kecepatan lebih tinggi dari ini hanya akan mendorong air ke dalam mesin melalui grille
depan.
Pastikan hanya ada satu kendaraan ketika anda melewati genangan agar Anda tidak harus berhenti jika kendaraan di depan anda berhenti. Pastikan tidak ada kendaraan yang mengarah ke kendaraan Anda, karena ombak kecil yang ditimbulkan dapat mendorong air masuk ke kendaraan Anda, terutama jika gelombang air bergerak dengan kecepatan yang kencang.
Setelah keluar dari genangan, gunakan rem dengan perlahan untuk mengeringkannya. Injak rem dengan kaki kiri jika sudah familiar dengan teknik ini. Lepas ketika merasa rem mulai bekerja. Berhentilah sejenak untuk memeriksa dan memastikan tidak ada sampah seperti kantong plastik atau kotoran lain yang menempel di kisi-kisi radiator atau sirip belakangnya.
Mengemudi dengan Cerdas
Mengemudilah secara halus dan hindari pengereman mendadak atau membelokkan kemudi secara tiba-tiba karena hal tersebut dapat menggoyahkan cengkeraman kendaraan Anda. Rem sebelum Anda memasuki tikungan. Tambah kecepatan secara halus.
Tetap berada di jalur tengah atau di dekatnya, atau di puncak jalan, karena air cenderung berkumpul di tepi jalan. Ingatlah untuk tidak menghambat pengendara lain yang bergerak lebih cepat, jangan membuat peraturan lalu lintas sendiri.
Jaga jarak dengan kendaraan yang berada di depan untuk menghindari semprotan yang menyebabkan kaca kotor. Hal ini penting terutama jika Anda berada di belakang kendaraan yang berukuran besar. Jika memungkinkan, mengemudi lah di jalur yang ditinggalkan oleh kendaraan di depan karena bagian ini lebih kering dari bagian lain di jalan.
Penulis: Y-4/YSSumber:PR/Suara Pembaruan
Posting Komentar